Sabtu, 09 Maret 2013

10 Bencana Nuklir Terdahsyat Sepanjang Sejarah



Baru-baru ini kita ketahui terjadi bencana gempa bumi dahsyat yang diikuti dengan Tsunami di Jepang. Selain Tsunami ternyata gempa bumi ini menyebabkan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir di Fukushima, Jepang mengalami kerusakan yang ujung-ujungnya menimbulkan kebocoran nuklir.

Terkait hal di atas, saya jadi kepingin cari tahu 10 Besar Bencana Kebocoran Nuklir Sepanjang Sejarah Bumi ini. Untuk itu saya pun mencari tahu di beberapa situs untuk mengumpulkan informasi, dan berikut ini adalah hasilnya.

Sebelum masuk ke Daftar 10 Besar tersebut, Tingkat Bencana Nuklir diberi rating dengan istilah INES (International Nuclear Event Scales) yang dimulai dari 0 (deviation) sampai 7 (major accident).
1. Chernobyl - Ukraina (dulu Uni Soviet)
 Terjadi pada tanggal 26 April 1986 dengan INES rating 7 (major accident)

 Diperkirakan sekitar 56 kematian yang terjadi sebagai akibat langsung dari bencana ini, 47 orang di antaranya adalah pekerja reaktor nuklir tersebut, sedangkan 9 lainnya adalah anak-anak yang mengidap kanker thyroid. Sedangkan diperkirakan 4.000 korban meninggal dunia akibat efek radiasi jangka panjang. Tetapi dikarenakan saat itu Uni Soviet berusaha menutup-nutupi jumlah korban sebenarnya, jumlah yang pasti tidaklah bisa diketahui, tetapi WHO me-release korban yang meninggal dunia sebagai akibat tidak langsung sebesar 9.000 orang.
2. Fukushima - Jepang
 Terjadi pada 11 Maret 2011 dengan INES rating 7 (major accident)
Pada tanggal 11 Maret 2011 terjadi gempa bumi di pantai timur Honshu perairan Jepang dengan kekuatan 8,9 RS (Richter Scale). Gempa bumi menyebabkan terjadinya kerusakan di reaktor nuklir Fukushima Daiichi. Mengenai jumlah korban sampai saat ini belum diketahui ada yang meninggal dunia, sedangkan korban radiasi jumlahnya belum jelas. Kalau anda ingin mengikuti update beritanya bisa baca di sini.

Berhubung kebocoran nuklir di Fukushima masih berlangsung dan apa pun bisa terjadi dalam perkembangannya kemudian, penentuan peringkat  ke-2 ini belum final.
3. Kyshtym - Mayak, Rusia (dulu Uni Soviet)
 Terjadi pada 29 September 1957, dengan INES rating 6 (serious accident).
Kejadian ketiga terbesar kembali terjadi di Uni Soviet. Ini adalah akibat terburu-burunya Uni Soviet mengejar ketertinggalan teknologi nuklir dari saingan beratnya waktu itu Amerika Serikat, sehingga mereka membangun reaktor nuklir tanpa memiliki pengetahuan yang cukup mengenai konstruksi dan fasilitas yang aman. Sampai-sampai mereka tidak memiliki pembuangan limbah radioaktif, walaupun dibuat belakangan dengan fasilitas termasuk sistem pendingin yang seadanya.
 
Dan pada tanggal 29 September 1957, terjadi ledakan non-nuklir pada limbah radio aktif kering akibat sistem pendingin yang gagal berfungsi dengan baik. Hembuasan angin membawa awan radiasi ratusan mil ke timur laut. Pemerintah Uni Soviet berusaha menutup-nutupi kejadian ini, tetapi penduduk di sekitar reaktor tersebut mengalami pengelupasan kulit ari, dan karenanya pemerintah terpaksa mengungsikan 10.000 orang di sekitaran reaktor tadi. Diperkirakan sekitar 200 orang meninggal dunia akibat kanker yang diakibatkan radiasi.
4. Windscale Fire - Cumbria, Inggris
 Terjadi pada 10 Oktober 1957, dengan INES rating 5 (accident with wider consequences)
Kecelakaan terjadi ketika kebakaran terjadi di reaktor. Kejadian ini berusaha ditutup-tutupi oleh Pemerintahan Inggris. Diperkirakan 200 orang terkena imbas radiasi, dan setengah dari mereka meninggal karenanya, tetapi jumlah sebenarnya tidak bisa diketahui.
5. Three Miles Island - Pennsylvania, Amerika Serikat
 Terjadi pada 28 Maret 1979 dengan INES rating 5 (accident with wider consequences)
Kecelakaan awalnya dikarenakan ada masalah pada katup (valve) sistem air pendingin reaktor dan human-error dari operator yang bertugas. Tidak ditemukan adanya kematian akibat kecelakaan ini, tetapi ada satu orang di luar lingkungan reaktor nuklir tersebut yang dinyatakan terkena radiasi.
6. Goiania - Goiás, Brazil
 Terjadi pada 13 September 1987 dengan INES rating 5 (accident with wider consequences)
Kejadian ini terjadi di bekas rumah sakit atau Institusi Radioteraphy yang sudah ditutup di Brazil. Institusi ini pindah ke lokasi lain, dan proses perpindahan sedang berlangsung. Dikarenakan kelalaian pihak keamaan alias satpam, dua orang pengais sampah berhasil masuk dan menemukan sebuah benda yang disebut teletherapy unit, yang menurutya layak dijual sebagai barang bekas. Mereka berusaha membuka alat tersebut, walaupun telah terjadi gejala mual, tetapi dikarenakan saat berobat mereka dinyatakan salah makan, maka proses pembongkaran alat radioaktif itu terus berlanjut, dan nantinya tubuh mereka akan penuh tanda-tanda lebam dan salah satu dari mereka tangannya diamputasi. Akhirnya mereka berdua bisa sedikit membuka kapsul radioaktif di dalamnya yang memancarkan sinar warna biru yang sebenarnya adalah debu radioaktif.
Barang ini kemudian dijual ke penjual barang bekas. Melihat warna biru yang indah tersebut, ia pun berencana ingin membuat cincin untuk istrinya dari kapsul tersebut. Sebelumnya mereka mengundang tetangga dan teman-temannya untuk menyaksikan keindahan 'alat aneh' ini. Debu radioaktif ini pun mengenai mereka dan mereka bawa ke manapun mereka pergi, dan menulari orang lainnya.
Debu biru radioaktif tersebut malah dilumuri oleh salah satu adik pemilik penjual barang bekas ke perutnya mebentuk tanda salib, sebagian dibawanya ke rumah untuk jadi mainan anaknya dan ternak-ternaknya. Melihat banyaknya orang yang sakit sejak munculnya 'debu biru' ini, salah seorang dari mereka melaporkan hal ini 15 hari sejak ditemukannya alat tadi.
Diketahui kemudian korban yang meninggal dunia ada 4 orang, semuanya adalah keluarga dekat pemilik toko penjual barang bekas. Sekitar 130.000 orang mengalami radiasi ringan, 250 dari mereka masih membawa debu radioaktif di tubuh mereka, dan 20 di antaranya mengalami sakit.
7. Tokaimura - Jepang
 Terjadi pada 30 September 1999 dengan INES rating 4 (accident with local consequences)

 Kejadian ini terutama akibat kekurang tahuan cara menangani uranium. Mereka bertugas mempersiapkan uranium tersebut untuk rektor nuklir yang sudah tidak dipergunakan selama 3 tahun. Karena kesalahan prosedur timbul reaksi nuklir yang menyebabkan radiasi sewaktu proses pencampuran suatu larutan dengan uranium. Dua dari tiga orang pekerja meninggal dunia dan hampir seratus orang dirawat di rumah sakit akibat radiasinya. Sekitaran 161 orang dalam radius 300 m dari lokasi kejadian harus diungsikan karena kejadian ini.
8. SL-1 Experimental Power Station - Idaho, Amerika Serikat
 Terjadi pada 3 Januari 1961 dengan INES rating 4 (accident with local consequences)
Kejadian ini terjadi di pembangkit listrik uji coba 3 megawatt yang dikenal dengan istilah Stationary Low Power Plant No. 1 atau disingkat SL-1. Terjadi karena human-error, di mana 3 orang operator yang merupakan tentara, salah dalam menarik batang kendali (control rod) sejauh 50 cm saat akan memulai menghidupkan reaktor, padahal ditarik sejauh 40 cm saja sudah sangat berbahaya. Akibatnya reaktor nuklir mengeluarkan 20.000 megawatt tenaga hanya dalam waktu 0,01 detik dan akibatnya reaktor meleleh dan meledak. Ketiga orang tentara Amerika Serikat tadi meninggal dunia.
9. Sellafield - Cumbria, Inggris
Pada PLTN ini sudah terjadi 5 kali bencana dengan INES rating 4 yaitu sejak 1955 sampai 1979. Sellafield merupakan tempat terjadinya bencana pada peringkat 4 di atas, yaitu Windscale Fire.
10. PLTN Saint Laurent - Perancis
 Terjadi pada 17 Oktober 1969 dan 13 Maret 1980 dengan INES rating 4 (accident with local consequences)
Masih ada lagi kejadian dengan tingkat INES 4 lainnya yaitu di:
- Buinos Aires, Argentina; pada 1983 yang menyebabkan meninggalnya 1 orang.
- KS150 - Jaslovské Bohunice, Ceko; pada 22 Februari 1977
Tapi tidak saya masukkan karena tingkat
Jadi dengan mempelajari sejarah dan kejadian ini, kita bisa katakan bahwasanya Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir ini sangat berbahaya dibanding dengan manfaatnya, dan selayaknya rencana pemerintah untuk membangunnya di sekitaran Riau Kepulauan ditolak bersama-sama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar